Batombe adalah tradisi lisan masyarakat Nagari Abai, Kecamatan Sangir Batang Hari, Kabupaten Solok Selatan, Provinsi Sumatra Barat. Batombe adalah tradisi berbalas pantun yang dilakukan sebagai hiburan pada pesta pernikahan (baralek).
Asal kata batombe adalah kata dasar tombe yang artinya tonggak atau tiang, musyawarah, dan persatuan. Kata dasar tombe mendapat imbuhan sehingga dapat diartikan secara sederhana memiliki tonggak, melakukan musyawarah, dan membentuk persatuan.
Asal-usul munculnya tradisi lisan batombe dilatarbelakangi oleh kisah pembangunan Rumah Gadang 21 Ruang. Pantun-pantun batombe cenderung menyampaikan perasaan yang mendayu-dayu sehingga para pedendangnya sering hanyut ke dalam suasana pertunjukan.
Batombe biasanya diiringi dengan irama musik yang gembira. Alat musik yang dipakai biasanya adalah rebab, gendang, dan talempong. Ketiga alat musik tradisional itu digesek, ditabuh, dan dipukul dengan cepat mengikuti irama dendang dan tarian yang dibawakan oleh para pemain batombe.
Pertunjukan biasanya dimulai setelah pembacaan pantun pembukaan oleh penghulu (datuk). Pertunjukan dilanjut-kan oleh para pemain batombe yang saling berdendang (berbalas pantun) dengan menggunakan bahasa Minangkabau dialek setempat. Berbalas pantun dilakukan secara bergantian. Pertama dilakukan oleh laki-laki, kemudian disusul oleh perempuan. Usia para pemain tidak memiliki batasan tertentu, syaratnya hanyalah mahir menggubah pantun.