Indonesia adalah negara yang kaya dengan makanan khas. Suku Minangkabau, memiliki banyak makanan khas yang sangat lezat dan sangat dinikmati masyarakatnya, salah satunya adalah Kalio Baluik yang berasal dari Kabupaten Solok Selatan.
Kalio Baluik berasal dari kata kalio dan baluik. Kalio merupakan sebutan rendang setengah jadi sedangkan baluik artinya belut dalam bahasa Minang. Jika masakan disebut gulai, maka biasanya masih banyak air santannya, jika masakan disebut kalio, maka biasanya sudah tinggal sedikit santan yang berminyak.
Di Kabupaten Solok Selatan terdapat hamparanan sawah yang sangat luas, karena rata-rata pekerjaan warga Solok Selatan adalah petani padi. Sehingga tidak sulit untuk mendapatkan belut yang segar untuk bahan utama pembuatan Kalio Baluik. Kalio Baluik merupakan menu masakan yang cocok disajikan di rumah bagi semua anggota keluarga.
Resep Kalio Baluik
Bahan:
- 300 gram belut bersihkan lalu potong-potong
- 100 gram kacang merah, direbus sampai lunak
- 1 gram daun kasambi (rasa daun ini agak sedikit asam, jika tidak ada kamu bisa ganti dengan bahan masakan lain yang mengeluarkan rasa asam)
- 1 buah kelapa besar dijadikan santan kental +- 1/2 gayung
- 1 lembar daun salam
- 1 lembar daun jeruk
- 1 lembar daun kunyit
- 1 lembar / 1/2 batang daun sereh
Bumbu yang harus dihaluskan :
- 12 buah cabe merah
- 5 siung bawang merah
- 3 siung bawang putih
- 1 ruas kunyit
- 1/2 ruas jahe
- secukupnya Garam
Cara membuatnya :
- Haluskan semua bumbu lalu masukan ke dalam santan.
- Masukan daun kunyit, daun jeruk, daun salam dan sereh.
- Nyalakan api lalu masak sampai santan menyusut dan kental serta mulai mengeluarkan sedikit minyak dan jangan lupa sesekali diaduk biar tidak terjadi pecah santan.
- Masukkan kentang dan masak hingga setengah matang, selanjutnya baru masukan belut.
- Setelah belut agak empuk baru masukan daun kasambi kemudian aduk hingga layu.
- Tes rasa. Jika kurang garam bisa ditambah di sesuaikan selera.
- Matikan api. Siap dihidangkan untuk santapan bagi keluarga.